Minggu, 23 Oktober 2011

METODE RISET BISNIS bab 2

Metode Riset Bisnis

Profil Organisasi
Warung makan Bude
Struktur organisasi
Bu’de sebagai pemilik kantin tersebut yang berhak memberikan wewenang apapun dalam proses pembuatan makanan
Ririn adalah asisten bu’de yang membantu dalam pembuatan masakan di kantin tersebut
Eko tugas eko di dalam kantin tersebut adalah membersihkan makanan yang sudah di makan dalam arti eko yang mencuci piring-piring yang sudah digunakan

Aktivitas KP
Membantu bu’de dan meniliti bagaimana cara dalam menjadi seorang pemimpin dalam suatu organisasi atau menjadi pemilik kantin bagaimana cara bude dalam mengatur keuangan yang dimiliki di kantin bu’de ini dan sesekali membantu ririn untuk memasak dan membantu eko dalam mencuci piring. Lamanya KP meneliti ini selama 3 hari berturut-turut.

Hasil
Kesimpulan yang saya dapatkan selama saya meneliti di warung makan ini adalah para mahasiswa jika sudah merasa cocok dengan makannya mereka akan senantiasa mendatangi kembali warung bu’de ini. Mungkin perubahan menu makanan pun harus dilakukan agar mahasiswa tidak merasa bosan dalam menikmati makanan di warung bu’de ini.

metode riset bisnis bab 1

BAB I
PENDAHULUAN restoran mang kabayan

I.1 Latar Belakang Masalah
Makan dan minum adalah kebutuhan dasar manusia di manapun mereka berada. Dalam masyarakat tradisional, makan dan minum lebih untuk memenuhi kebutuhan tubuh dari rasa lapar dan haus. Mereka mencari bahan-bahan makanan dan minuman yang telah disediakan oleh alam, baik berupa binatang buruan atau tanaman. Dengan teknik pengolahan dan bumbu-bumbu yang masih sangat sederhana, mereka menyajikan makanan dan minuman untuk anggota keluarga atau anggota komunitas mereka. Pengetahuan mengenai kandungan gizi dan vitamin yang terkandung dalam bahan makanan, teknik memasak yang bisa membuat rasa makanan dan minuman menjadi lezat dan cara penyajian yang menarik belum berkembang dengan baik.
Berbeda halnya dengan masyarakat moderen di mana urusan makan dan minum tidak hanya semata-mata untuk menghilangkan rasa lapar dan dahaga. Masyarakat moderen telah memberikan nilai lebih pada makanan dan minuman selain untuk memenuhi kebutuhan tubuh tetapi juga sebagai bagian dari gaya hidup (life style). Seiring dengan itu, berkembang pula ilmu membuat dan menyajikan makanan dan minuman (culinary) untuk memenuhi kebutuhan manusia moderen yang suka mencari hiburan di luar rumah bersama anggota keluarga dengan cara makan-makan di luar (dining out) , menjamu tamu atau relasi, baik dalam bentuk jamuan di rumah atau di tempat-tempat makan khusus yang kemudian dikenal sebagai rumah makan atau restoran.
Karena menjadi bagian tak terpisahkan dari kebutuhan dasar manusia, banyak orang meyakini bahwa bisnis makanan dan minuman tak akan pernah mati. Selagi manusia masih tinggal di muka bumi, mereka akan tetap membutuhkan makanan dan minuman. Dalam kondisi damai atau perang, dalam kondisi ekonomi suatu negara sedang baik atau tengah terkena krisis / resesi, semua orang tak akan melupakan makan dan minum. Karena itu, bisnis ini termasuk kebal krisis (recession proof).
Hal ini bisa ditunjukkan ketika Indonesia ditimpa krisis ekonomi yang sangat serius pada tahun 1997/1998, bisnis makanan dan minuman justru tumbuh pesat. Di Jakarta dan di berbagai kota besar muncul pusat-pusat jajanan yang dibuka oleh para pengusaha dadakan, yaitu para pekerja atau karyawan yang terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) karena tempat kerjanya tutup atau bangkrut karena terkena krisis ekonomi yang dipicu oleh krisis moneter.
Memasuki tahun 2000-an, bisnis makanan dan minuman di Indonesia semakin tumbuh pesat. Selain didorong oleh pertumbuhan ekonomi yang cukup bagus dan stabil , bisnis ini juga didorong oleh perkembangan selera konsumen. Iklim usaha rumah makan atau restoran yang sangat bagus ini dipengaruhi oleh beberapa factor. Pertama, memasuki era 2000-an liputan media massa, baik cetak dan elektronik terhadap dunia kuliner sangat pesat. Saat ini hampir semua stasiun TV, media cetak dan media online porsi pemberitaan atau tayangan yang cukup banyak mengenai dunia kuliner. Bahkan di media cetak ada media yang mempunyai spesifikasi khusus memuat berbagai hal mengenai dunia kuliner.
Kedua, sebagaimana telah disinggung di atas, dunia kuliner telah berkembang sebagai bagian dari gaya hidup (life style) manusia moderen. Maka berkembang semboyan YOU ARE WHAT YOU EAT. Apa yang Anda makan, menunjukkan siapa jati diri Anda dan mencerminkan citra dan status Anda di msyarakat. Banyak keluarga kelas menengah ke atas yang menyisihkan anggaran khusus yang dialokasikan untuk aktivitas makan-makan di luar bersama keluarga. Jika di waktu lalu pembicaraan-pembicaraan bisnis lebih banyak dilakukan di kantor, saat ini sudah umum jika pembicaraan bisnis antara satu orang dengan relasi atau mitra bisnisnya dilakukan di restoran atau tempat makan. Banyak pusat perbelanjaan atau mal yang di waktu lalu menempatkan tempat makan (food court) di tempat yang kurang strategis, saat ini banyak mal menengah ke atas yang menempatkan tempat makan di posisi yang sangat strategis dan didisain secara eksklusif. Hal itu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan tempat makan yang nyaman dan menyajikan menu-menu yang enak dan variatif. Ketiga, sebagian masyarakat menilai bahwa bisnis kuliner telah berkembang menjadi bagian dari ekonomi kreatif yang mendapat dukungan berupa iklim usaha dan berbagai macam aturan yang kondusif untuk tumbuh dan berkembangnya bisnis ini. Sebagai bagian dari ekonomi kreatif, dunia kuliner telah berkembang sedemikian pesat dalam hal penciptaan aneka menu makanan dan minuman baru, teknik-teknik penyajian yang baru dan sebagainya.
Tak bisa dimungkiri bahwa usaha rumah makan, restoran atau kafe telah berkembang pesat di Indonesia dalam kurun 20 tahun belakangan ini. Di kota-kota besar selain banyak berdiri restoran yang dimiliki oleh pengusaha lokal dan nasional, belakangan juga banyak berdiri restoran yang menjadi cabang atau bagian dari jaringan restoran asing. Menurut data dari situs binaukm.com, jumlah restoran atau rumah makan di Indonesia pada tahun 2011 ini telah mencapai sekitar 250.000 unit. Dari jumlah tersebut, hanya sekitar 36.000 yang berbentuk badan hokum. Dari jumlah itu, hanya sekitar 10.000 yang masuk kategori usaha restoran yang mapan dan kuat. (binaukm.com).
Berdasarkan jenis menu atau makanan dan minuman yang dijual, di Indonesia terdapat tiga kategori besar rumah makan atau restoran. (Yasra Muhtarom, Prospek Bisnis Restoran Franchise, Makalah pada Seminar Menumbuhkan Entrepreuneurship di Kalangan Mahasiswa, Universitas Paramadina Jakarta, 15September 2006). Ketiga jenis usaha rumah makan atau restoran tersebut :
1) Restoran yang menjual menu utama makanan atau minuman tradisional asli Indonesia. Meskipun tidak ada data yang mampu menjelaskan berapa persen dari total bisnis rumah makan atau restoran yang menjual jenis menu utama ini, namun berdasarkan pengamatan empiris, persentase restoran ini cukup dominan. Menu yang mereka jual biasanya mengambil pilihan dari kelompok etnis tertentu yang memiliki tradisi kuliner yang kuat. Dari sini lahirlah restoran dengan spesifikasi menu seperti masakan Jawa, Sunda, Padang, Manado, Batak, Melayu, Makassar atau Aceh. Untuk satu jenis retoran dengan menu masakan Jawa saja, misalnya , terdapat berbagai varian lagi seperti Jawa Timuran, Jawa Tengahan atau Yogyakarta.
2) Restoran yang menjual menu Indonesia yang dipengaruhi tradisi kuliner asing.
Yang termasuk kategori restoran ini adalah mereka yang menjual menu masakan Cina (Chinese Food), masakan Arab atau Timur Tengah atau masakan India. Jenis restoran ini bisa tumbuh dan berkembang baik di Indonesia selain jumlah populasi masyarakat keturunan asing tersebut cukup besar, relasi dan interaksi masyarakat Indonesia sudah cukup lama dengan kelompok etnis tersebut sehingga banyak masakan seperti bakmi, bakso, nasi kebuli, dan kari telah lama diadopsi oleh menjadi bagian dari tradisi dan kekayaan kuliner Indonesia.
3) Restoran yang menjual menu asing
Restoran jenis ini di antaranya adalah restoran yang merupakan jaringan dari raksasa restoran asing. Mereka masuk ke Indonesia bekerja sama dengan pengusaha nasional dan biasanya dikembangkan dengan pola usaha waralaba (franchise). Beberapa nama restoran besar yang masuk kategori ini misalnya Mc Donald’s, Pizza Hut, Kentucky Fried Chicken (KFC) , Burger King, Hoka Hoka Bento dan sebagainya. Berdasarkan perjanjian khusus, beberapa jaringan restoran itu setelah masuk ke Indonesia juga berusaha menyesuaikan diri dengan karakter konsumen Indonesia. Di restoran Mc Donald’s, misalnya, tak hanya menjual burger yang menjadi menu andalan mereka di seluruh dunia, tetapi juga bisa ditemui menu seperti nasi dan ayam goreng yang hanya bisa ditemukan di Mc Donald’s di Indonesia. Begitu juga seperti restoran KFC yang menjual nasi yang juga hanya bisa ditemukan di KFC Indonesia.
Beberapa restoran yang menjual menu makanan asing belakangan ini juga banyak yang masuk ke Indonesia seperti restoran yang menjual menu masakan Korea, Jepang, Perancis, Amerika Serikat, Vietnam, Italia atau Thailand. Selain membidik atau mencari sasaran konsumen warga negara masing-masing yang tinggal dan bekerja di Indonesia, restoran-restoran seperti itu juga membidik segmen masyarakat asing yang melakukan perjalanan bisnis atau wisata ke Indonesia, atau orang Indonesia yang memang sudah akrab dengan jenis-jenis menu makanan dari negara-negara tersebut.
Dilihat dari potensi pasarnya, bisnis rumah makan atau restoran di Indonesia memang sangat besar. Dan sebagian besar dari mereka adalah konsumen yang tinggal perkotaan yang berkisar 40% dari total jumlah penduduk Indonesia. Namun demikian, peningkatan jumlah pengusaha yang memasuki bisnis ini membuat persaingan semakin ketat. Meningkatnya intensitas persaingan bisa mengarah pada suasana bisnis yang tidak sehat dan terancamnya eksistensi usaha-usaha restoran yang sudah ada. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh DR Lili Adiwibowo, Dosen Universitas Pendidikan Bandung menunjukkan bahwa intensitas persaingan yang meningkat yang ditandai oleh peningkatan suplai (meningkat pesatnya kehadiran restoran-restoran baru ) di suatu kota berkorelasi dengan menurunnya tingkat loyalitas konsumen kepada suatu restoran. (DR Lili Adiwibowo, Mengukur Tingkat Loyalitas Konsumen Restoran, Studi Kasus Usaha Restoran di Kota Bandung, 2006).
Menurut Lili,jumlah usaha restoran yang sangat banyak membuat konsumen yang memiliki “loyalitas total” terhadap suatu restoran semakin tipis. Sebagian besar konsumen memiliki perilaku selalu ingin mencoba menu-menu atau suasana restoran yang baru yang sering diistilahkan sebagai “mengeksplorasi rasa”. Kalaupun terdapat konsumen yang loyal, mereka termasuk dalam kategori advocates, yaitu mereka loyal terhadap suatu restoran dan memberikan rekomendasi kepada teman, kerabat serta orang lain atas produk yang ditawarkan suatu restoran. Akan tetapi hal itu belum menjamin mereka tetap loyal dan kebal terhadap penawaran pesaing. Karena apabila ada penawaran yang lebih menarik dari restoran lain dan memberikan nilai yang lebih baik dibandingkan dengan cost (biaya) yang dikeluarkan , mereka cenderung switch atau berpindah.
Di sisi lain, berdasarkan informasi dari para pelaku bisnis restoran, dalam operasionalisasinya pada kurun satu tahun usaha restoran juga memiliki siklus-siklus waktu di mana terdapat bulan-bulan yang termasuk kategori ramai (peak season) dan ada pula bulan-bulan yang termasuk dalam kategori sepi (low season). Pada bulan-bulan seperti saat liburan panjang sekolah adalah termasuk bulan-bulan yang ramai dan puncak aktivitas bisnis usaha restoran akan tercapai pada bulan-bulan Puasa Ramadhan dan beberapa minggu setelah Hari Raya Idul Fitri. Pada bulan Ramadhan biasanya banyak aktivitas makan di luar rumah oleh rumah tangga atau kantor- kantor yang dikemas dalam acara buka puasa bersama dan setelah itu diikuti dengan merayakan Idul Fitri. Adapun bulan-bulan yang tergolong sepi adalah sekitar satu bulan setelah aktivitas Tahun Ajaran Baru dimana orang tua banyak mengeluarkan uang untuk biaya masuk sekolah dan pembelian peralatan sekolah. Aktivitas usaha restoran juga biasanya sepi dua bulan menjelang datangnya bulan Puasa Ramadhan karena sebagian besar orang sedang sibuk mempersiapkan berbagai kebutuhan menyambut bulan Puasa dan Idul Fitri. Bisnis restoran juga biasanya sepi setelah dua minggu dari Lebaran karena kondisi keuangan telah “terkuras” untuk merayakan Lebaran.
Karakteristik usaha restoran yang seperti itu membuat para pelaku usaha ini harus mengantisipasinya sejak awal ketika memutuskan masuk ke bisnis restoran. Salah satu antisipasi tersebut adalah dengan merancang strategi marketing (pemasaran) yang baik dan tepat dan melaksanakan strategi tersebut dengan konsisten. Tanpa langkah itu, maka sebuah restoran tidak akan mampu menjaga arus pengunjung dan akibatnya berdampak pada grafik penjualan yang naik turun secara tajam. Pemilihan strategi marketing yang baik dan menjalankan strategi tersebut dengan tepat dan konsisten adalah upaya untuk tetap menjaga dan meningkatkan kinerja penjualan dari waktu ke waktu.
Dalam merancang strategi pemasaran tentu harus memikirkan empat factor dasar yang menjadi pertimbangan agar efektif dan efisien, yaitu 4P (Product, Price, Promotion dan Place). Pada penulisan Laporan Kerja Praktek (LKP) ini, penulis akan memfokuskan diri pada aspek Promosi
Promosi (Promotion) menurut Tjiptono “…………adalah suatu jenis komunikasi pemasaran, artinya aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk dan atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan-perusahaan yang bersangkutan”. (Tjiptono , 2001 : 219)
Adapun tujuan perusahaan melakukan promosi, menurut Tjiptono adalah menginformasikan (informing), mempengaruhi dan membujuk (persuading), serta mengingatkan (reminding) pelanggan tentang perusahaan dan bauran pemasarannya. Adapun menurut Philip Kotler (Kotler , 2001 : 98-100), terdapat lima jenis aktivitas promosi, yaitu :
1) Periklanan (advertising), yaitu bentuk promosi nonpersonal dengan menggunakan berbagai media yang ditujukan untuk merangsang pembelian.
2) Penjualan tatap muka (personal selling), yaitu bentuk promosi secara personal dengan presentasi lisan (oral presentation) dalam suatu percakapan dengan calon pembeli yang ditujukan untuk merangsang pembelian.
3) Publisitas (publicity) yaitu suatu bentuk promosi non-personal mengenai pelayanan atau kesatuan usaha tertentu dengan jalan mengulas informasi/ berita tentangnya.
4) Promosi penjualan (sales promotion), yaitu suatu bentuk promosi di luar ketiga bentuk di atas yang ditujukan untuk merangsang pembelian.
5) Promosi langsung (direct selling) yaitu suatu bentuk penjualan perorangan secara langsung ditujukan untuk mempengaruhi pembeli.
Berdasarkan pengamatan dan interaksi langsung antara penulis dengan berbagai pihak yang terlibat dalam aktivitas operasional maupun dengan konsumen menunjukkan bahwa aktivitas promosi telah dilakukan sejak Restoran Pusat Mang Kabayan Cibubur berdiri pada tahun 2006. Upaya promosi dengan mengombinasikan aktivitas yang tercakup dalam promotion mix juga telah dilakukan secara rutin setiap tahun.
Hasil dari pengamatan dan interaksi langsung penulis dengan berbagai pihak selama melakukan Pratek Kerja Lapangan di Restoran Pusat Mang Kabayan Cibubur kemudian penulis tuangkan dalam karya tulis yang diberi judul : TINJAUAN DESKRIPTIF AKTIVITAS PROMOSI PADA RESTORAN PUSAT MANG KABAYAN CIBUBUR.
I.2 Materi Kerja Praktik
Sebagai wujud untuk memenuhi syarat akademik guna melengkapi persyaratan mencapai gelar Ahli Madya pada Program Diploma III Bisnis dan Kewirausahaan, maka setiap mahasiswa harus melakukan tugas akhir dalam bentuk kerja praktik. Kerja praktik tersebut dilakukan di instansi atau perusahaan-perusahaan dimana terdapat aspek kegiatan yang berkaitan dengan program studi yang diambil oleh mahasiswa tersebut.
Sebagaimana kita ketahui, di dalam setiap instansi atau perusahaan terdapat berbagai macam aspek atau bentuk aktivitas mulai dari aspek produksi, pengembangan sumber daya manusia, keuangan, marketing, human relation dan sebagainya. Dalam kaitan dengan kerja praktik yang dilakukan oleh penulis, aspek yang penulis soroti dan telaah adalah berkaitan dengan promosi sesuai dengan program studi penulis , yaitu Manajemen Pemasaran.
Dalam melakukan kerja praktik yang dilakukan di Restoran Pusat Mang Kabayan Cibubur, aspek promosi inilah yang menjadi fokus yang penulis amati dan kaji. Data dan fakta yang penulis kumpulkan tentunya data dan fakta yang berkaitan dengan aspek promosi tersebut. Pencarian dan pengumpulan data dan fakta penulis lakukan dalam ragam aktivititas sebagai berikut :
1) Aktivitas transaksi (proses jual beli) yang berlangsung dalam ruangan Restoran Pusat Mang Kabayan Cibubur.
2) Berusaha mengetahui strategi promosi yang dilakukan, budget (anggaran ) promosi yang disediakan dalam jangka waktu setahun.
3) Aktivitas berbagai macam promosi yang dilakukan oleh manajemen dan pertimbangan di balik pemilihan salah satu bentuk promosi.
4) Menggali informasi dalam bentuk interaksi tanya jawab (wawancara) denan pemilik, manajemen pengelola, karyawan dan para konsumen.
I.3. Tujuan dan Manfaat Kerja Praktik
Kerja Praktik yang penulis lakukan pada Restoran Pusat Mang Kabayan Cibubur selama 2 (dua) minggu ini memiliki tujuan dan manfaat, antara lain :
I.3.1 Tujuan Kerja Praktik
Kerja Praktik ini memiliki tujuan, antara lain :
1. Mengetahui rencana, strategi dan penentuan anggaran (budget) aktivitas promosi yang dilakukan oleh Restoran Pusat Mang Kabayan Cibubur
2. Mengetahui jenis-jenis aktivitas promosi yang dilakukan oleh Restoran Pusat Mang Kabayan Cibubur.
I.3.2 Manfaat Kerja Praktik
Meskipun hanya dilakukan dalam jangka waktu dua minggu, namun kerja praktik yang dilakukan oleh penulis dengan terjun langsung ke perusahaan dengan mengkaji dan meneliti salah satu aspek kegiatan usaha yang berkaitan dengan program studi penulis, kerja praktik ini memiliki manfaat yang besar bagi berbagai pihak, antara lain :
1. Bagi Mahasiswa
a. Kerja praktik merupakan salah satu bentuk aktivitas untuk mengamati dan membuktikan penerapan atau implementasi berbagai teori yang penulis peroleh di bangku kuliah dengan “dunia nyata” dalam perusahaan.
b. Kerja praktik memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk mengetahui problem-problem riil di lapangan yang dihadapi oleh perusahaan-perusahaan dan mengamati bagaimana problem-problem riil tersebut dicarikan solusinya.
c. Kerja praktik memberikan bekal ilmu tambahan yang tidak penulis peroleh dalam bangku kuliah dan membantu mempersiapkan aspek psikologis saat mahasiswa memasuki dunia kerja atau memutuskan menjadi pengusaha (businessman).
d. Kerja praktik akan menambah jejaring sosial ( social network) bagi mahasiswa yang sangat bemanfaat untuk memasuki dunia kerja setelah menyelesaikan studi.

2. Bagi Perusahaan
a. Sebagai bentuk pemenuhan tanggung jawab sosial perusahaan dengan member kesempatan kepada para mahasiswa untuk mengkaji dan meneliti berbagai aspek operasional perusahaan.
b. Sebagai sarana untuk menyebarkan nilai-nilai dan budaya unggul perusaahaan kepada masyarakat luas melalui karya-karya tulis yang disusun oleh para mahasiswa setelah melakukan praktik kerja di perusahaan tersebut.
c. Menerima dan menyerap berbagai informasi baru dari para mahasiswa mengenai berbagai aspek teoritis dan praktis.
d. Menyebarluaskan semangat dan jiwa kewirausahaan kepada kalangan mahasiswa dan perguruan tinggi.

3. Bagi Fakultas/ Perguruan Tinggi
a. Memperluas jejaring sosial (social network) antara Perguruan Tinggi dengan kalangan dunia usaha.
b. Melalui Laporan Kerja Pratik (LKP) yang disusun oleh mahasiswa dan kemudian didokumentasikan di Perguruan Tinggi, maka akan menjadi bank ilmu yang bisa digali oleh mahasiswa dan masyarakat luas.
c. Sebagai sarana memperoleh informasi untuk pengembangan keilmuan dan kurikulum pada Program Studi D-III Bisnis dan Kewirausahaan.

Kamis, 20 Oktober 2011

prosedur mendirikan badan hukum

PROSEDUR PENDIRIAN PT (PERSEROAN TERBATAS)

Bentuk badan usaha PT adalah badan hukum perusahaan yang paling banyak digunakan dan diminati oleh para pengusaha. Hal ini dikarenakan badan hukum PT memiliki banyak kelebihan jika dibandingkan dengan badan hukum lainnya. Kelebihannya antara lain adalah luasnya bidang usaha yang dimiliki, kewenangan, dan tanggung jawab yang dimiliki terbatas kepada modal yang disetor.
Selain memiliki landasan hukum yang jelas seperti yang diatur dalam Undang-undang tentang PERSEROAN TERBATAS bentuk PT ini juga dirasakan lebih menjaga keamanan para pemegang saham/pemilik modal dalam berusaha.
Dasar hukum yang utama tentang pendirian PT-Perseroan Terbatas : Undang-undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas Peraturan Pemerintah No. 26 tahun 1998 tentang Pemakaian Nama PT - Perseroan Terbatas.

Perbedaan antara PT dan CV adalah PT merupakan satu badan hukum yang dipersamakan kedudukannya dengan orang dan mempunyai kekayaan yang terpisah dengan kekayaan para pendirinya. Sehingga, PT dapat bertindak di dalam maupun di muka pengadilan sebagaimana halnya dengan orang, serta dapat memiliki harta kekayaan sendiri. Sedangkan CV, merupakan Badan Usaha yang tidak berbadan hukum dan kekayaan para pendirinya tidak terpisahkan dari kekayaan CV.

Pendirian PT minimal dilakukan oleh 2 (dua) orang atau lebih dan harus dibuat dengan Akta Otentik sebagai Akta Pendirian yang dibuat dihadapan Notaris yang berwenang.

Karakteristik Perseroan Terbatas antara lain :
1. Pendiriannya dapat dilakukan oleh Warga Negara Indonesia atau Warga Negara Asing dalam rangka PMA
2. Proses pendirian, Perubahan atau Pembubaran Perusahaan diatur dengan Undang-undang No. 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas
3. Setiap pendirian dan perubahan Anggaran Dasar Perseroan Terbatas wajib mendapatkan Pengesahan Menteri Hukum & HAM RI
4. Status PT Bersifat Terbuka atau Tertutup
5. Bersifat mencari keuntungan sebesar-besarnya
6. Status modalnya dapat berupa PMA, PMDN, BUMN atau Swasta Lokal
7. Modal Dasarnya diatur minimal Rp. 20 juta kecuali ditentukan lain sesuai kegiatan usahanya
8. Adanya Pemegang Saham sebagai pemilik modal yang secara jelas disebutkan dalam Akta Pendirian atau Perubannya baik atas nama perusahaan asing/lokal ataupun atas nama perorangan
9. Tanggung jawab dan pengawasan perusahaan dilakukan oleh Direktur dan Komisaris
10. Keputusan tertinggi berada didalam Keputusan RUPS-Rapat Umum Pemegang Saham

Apabila para pelaku bisnis dalam menjalankan usaha berencana untuk ikut serta dalam tender yang dilakukan oleh instansi pemerintahan maupun swasta, maka harus dilengkapi dengan surat-surat lainnya, yaitu berupa :
1. Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak.
2. Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP).
3. Tanda Daftar Perseroan
4. Keanggotaan pada KADIN dan Sertifikasi Kompetensi KADIN,
5. Keanggotaan pada Asosiasi dan Sertifikat Badan Usaha, serta Surat Izin Usaha Jasa Konstruksi. (penjelasan lengkap pada halaman Sertifikasi Izin Tender)

Untuk mendapatkan statusnya sebagai Badan Hukum maka PT harus mendapatkan pengesahan Menteri Hukum & HAM RI, sesuai dengan Undang-Undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (PT)

Kualifikasi perusahaan berdasarkan SIUP
1. Perusahaan Besar adalah perusahaan yang memiliki Modal atau Kekayaan Bersih diluar investasi tanah dan bangunan atau Modal disetor dalam Akta Pendirian/Perubahanya diatas Rp. 500.000.000 (limaratus juta rupiah)
2. Perusahaan Menengah adalah perusahaan yang memiliki Modal atau Kekayaan Bersih diluar investasi tanah dan bangunan atau Modal disetor dalam Akta Pendirian/Perubahaanya Rp. 200.000.000 (duaratus juta rupiah) sampai Rp. 500.000.000 (limaratus juta rupiah)
3. Perusahaan Kecil adalah perusahaan yang memiliki Modal atau Kekayaan Bersih diluar investasi tanah dan bangunan atau Modal disetor dalam Akta Pendirian/Perubahannya sampai dengan Rp. 200.000.000 (duaratus juta)
Tahapan proses pendirian PT :
 TAHAP 1. Pengecekan & Pendaftaran Nama Perseroan
 TAHAP 2. Pembuatan Akta Pendirian PT
 TAHAP 3. Surat Keterangan Domisili Perusahaan
 TAHAP 4. NPWP-Nomor Pokok Wajib Pajak
 TAHAP 5. Pengesahan Menteri Kehakiman & Ham RI
 TAHAP 6. UUG/SITU-Surat Izin Tempat Usaha
 TAHAP 7. SIUP-Surat Izin Usaha Perdagangan
 TAHAP 8. TDP-Tanda Daftar Perusahaan

SYARAT PENDIRIAN PT
 Mengisi formulir Pendirian PT
 Mempersiapkan 2 (dua) nama PT sebagai alternatif
 Melampirkan foto copy KTP para pendiri perseroan
 Melampirkan foto copy KTP para pengurus (Direksi & Komisaris)
 Melampirkan foto copy KK pimpinan perusahaan
 Melampirkan foto copy Surat Kontrak/Sewa atau PBB tahun terakhir bukti kepemilikan tempat sesuai domisili perusahaan
 Melampirkan foto copy Surat Keterangan dari pemilik gedung/kantor jika berdomisili di Gedung Perkantoran
 Melampirkan foto copy SITU-Surat Izin Tempat Usaha berdasarkan Undang-Undang Gangguan untuk kegiatan usaha yang dipersyaratkan adanya SITU

BIAYA PAKET PROSES PENDIRIAN PT
NO GOLONGAN BIAYA PROSES PER PAKET
MULAI TAHAP 1 S.D TAHAP 8 MASA PROSES
(DALAM HARI KERJA)
1 SIUP BESAR Rp. 10.200.000,-/PAKET 51 HARI
2 SIUP MENENGAH Rp. 9.500.000,-/PAKET 51 HARI
3 SIUP KECIL Rp. 7.500.000,-/PAKET 51 HARI


Syarat pembayaran :
o 50% uang muka pada saat dokumen lengkap dan siap diproses
o 50% sisa pembayaran pada saat akan melakukan proses Tahap 4

Minggu, 02 Oktober 2011

METODOLOGI RISET BISNIS

METODOLOGI RISET BISNIS
Analisis LKP oleh: Nama: Pandu Wiranegara, NPM30208949

1. Judul: "TINJAUAN KEGIATAN PROMISI PADA DEALER TERUS JAYA MOTOR SUKABUMI”
Pengarang: LINDA WINDASARI
Tahun: 2010
2. Tema: Pelayanan Pelanggan.


3. Latar Belakang Masalah: pada masa lalu,sebelum mengalami perkembangan seperti sekarang ini, kendaraan bermotor bisa di katakan sebagai salah satu barang mewah dan hanya sebagian kecil yang memiliki kendaraan bermotor tersebut. Semua itu mencerminkan bahwa kebutuhan konsumen terhadap kendaraan bermotor meningkat sangat pesat. Semua dapat di lihat dari dampak tingginya penggunaan kendaraan bermotor . Ada punhal tersebut di atas di karenakan para konsumen merasa bahwa dengan kendaraan bermotor banyak sekali keuntungan misalnya dari segi waktu untuk menempuh jarak akan lebih cepat ( efktif ) sehingga dapat mempermudah dan memperlancar segala aktivitas yang dilakukan. Begitupun dari segi biaya yang di keluarkan akan lebih murah (efisien)
4.Masalah: Dampak yang di timbulkan dengan munculnya berbagai jenis kendaraan baru yang beredar di pasaran membentuk kondisi pasar yang sangat kompetitif di bidang industri kendaraan yang mendorong terciptanya berbagai bentuk dan desain kendaraan bermotor yang dapat di terima oleh konsumen. Kondisi ini menuntun pelaku pasar untuk melakukan strategi-strategi pemasaran yang efektif dan efisien yang mencakup 4P yakni Product, Price, Place, dan Promotion. Keempat komponen pemasaran tersebut harus dapat di lakukan secara singkron.
5. Tujuan Riset: Mengetahui jenis-jenis kegiatan promosi yang dilakukan oleh Dealer Terus Jaya Motor, sebagai wujud kepedulian perusahaan terhadap masa depan generasi muda,serta menunjukkan keterbukkan perusahaan yang pada akhirnya dapat meningkatkan nilai atau citra perusahaan di kalangan akedemis maupun publik.

6. Ruang lingkup materi : Dealer adalah penyedia jasa dan produk yang biasanya hanya menawarkan salah satu macam merk tertentu saja. Dealer Terus Jaya Motor adalah supplier resmi motor Honda. Penjualan sepeda motor dan penyediaan suku cadang asli motor honda serta bengkel untuk motor honda

7. Aktivitas dan kegiatan : sebagai Dealer resmi motor Honda aktivitas dan kegiatannya adalah berupa penjualan sepeda motor,penyediaan suku cadang asli motor honda serta bengkel resmi untuk motor honda. Serta melakukan promosi kepada masyarakat pembagian brosur produk Dealer Terus Jaya Motor.


8. Pembahasaan dan Analisis : Memahami kegiataan peromosi Dealer terus jaya motor. Pemasaran yang di lakukan perusahaan tersebut sesuai dengan teori di atas, dimana perusahaan dalam memuaskan keinginan dan kebutuhan dari setiap konsumen dan pelanggannya dengan melalui aktifitas penjualan. Terbukti dengan banyaknya konsumen dan calon pelanggan banyak yang datang untuk membel motor, menservice motor dan mengganti spareoart motor karena keinginan dan kebutuhan dari para konsumen dan pelanggan tersedia
9. Hasil : Kegiataan promosi yang di lakukan perusahaan yaitu menggunakan bauran promosi (promotional mix) yang terdiri dari publisitas(publicity)periklanan(advertising),penjualan pribadi (personal selling ) , dan promosi penjualan (sales promotion )